Laman

Senin, 05 Desember 2011

Fairy Tail Chapter 77 - Jellal

Di Chapter sebelumnya ...
Kelompok yang diketahui merupakan mantan teman-teman Erza berhasil menculik Erza dan hendak membawanya ke Menara Firdaus. Apa yang akan mereka lakukan sebenarnya??

Aye!!


Di Casino, Tubuh Lucy masih terikat oleh tali sihir si gadis kucing, Milliana.
"Uukhh" Ia berusaha untuk meronta, atau setidaknya menjatuhkan kunci-kunci bintang yang disimpannya di dalam saku agar bisa memanggil roh bintang dengan mengguling-gulingkan tubuhnya.

Kraak ...
Berhasil, kunci-kunci itu jatuh dan kemudian Lucy menggulingkan tubuhnya agar tangannya yang terikat bisa menyentuh kunci itu.
"Terbukalah!! Gerbang Istana dua belas Rasi Bintang!!" Ia kemudian memanggil mereka keluar.

Namun, tak satupun dari mereka yang muncul ...

"Lho??" Lucy sedikit kaget karenanya.
"Cancer! Taurus!! Loki!! Kemana kalian!??
Ukkkhhh" Tali yang menjerat tubuh Lucy semakin kuat menjeratnya.
"A-aku tak bisa memakai sihir??
Ukkhh ...
Lalu, tali ini mengikat lama-lama makin kencang ..." Pikir Lucy.

"Aww" Tiba-tiba ia merasakan sesuatu menusuk tubuhnya.
"Eh, anu, maaf ..." Ternyata dada Lucy menimpa sebuah kartu yang di dalamnya terdapat lelaki yang membawa pisau.
"Aku pikir aku bisa merobeknya dengan pisau, jadi ku coba ..." Ucap lelaki dalam kartu itu.
"Eh?? Kau menusukku dari dalam kartu??
Aah! Aku tak tahu kenapa bisa begitu, tapi sepertinya tenaga dari dalam kartu itu berpengaruh sampai ke luar" Ucap Lucy.
"Eh? Apa dari situ pisauku terlihat keluar dan menusukmu?" Tanya lelaki dalam kartu.
"Tidak, padahal datar-datar saja, tapi aku merasakan tusukannya ...
Aku punya ide, coba potong tali yang mengikatku ini" Pinta Lucy.
"Baiklah, akan ku coba ..." Lelaki itu mulai memotong.

"Uukhhh ...
Aahhh ..." Lucy mendesah.
"Hei, jangan gitu dong nona, aku jadi nggak konsentrasi"
"Uuh, sudahlah, cepatt ..."

Batss ...
Akhirnya terpotong.

"Fiuhh ..."
"Terimakasih, aku tertolong" Lucy akhirnya terlepas.

"Sama-sama, sekarang tolong aku yah" Ucap lelaki itu.
"Mmmm'muahhh ..." Lucy malah menciumnya.
"Maaf ya, nanti pasti akan ku tolong" Lucy malah pergi meninggalkannya.

"Iya!!!" Meskipun tak ditolong, namun dicium Lucy cukup membuat lelaki itu bahagia.
---------- Fairy Tail Chapter 77 ----------

"Natsu!! Gray!!!" Lucy berteriak-teriak mencari keberadaan temannya.
"Eh??" Hingga kemudian ia melihat Gray tampak pingsan di tengah puing-puing kayu.

"Grey!!
Ti-tidak mungkin ...
Ini bohong kan!??" Lucy sempat kaget dan kemudian menghampiri Grey.
"Aah, tubuhnya menjadi kaku, bangunlah Grey!!" Lucy berusaha membangunkannya. Namun tiba-tiba ...

Krtakk ...

Tubuh Grey tiba-tiba saja retak dan kemudian hancur menjadi es.

"Kyaaa!!!!" Lucy histeris.

"Tenang saja ..." Tiba-tiba Juvia muncul dari genangan air.
"Tuan Grey ada di dalam Juvia ..." Ternyata Grey yang asli dilindungi oleh Juvia.

"Di dalam Juvia? A ha.. ha.." Lucy berpikir yang bukan-bukan.
"Yang menyelamatkan Tuan Grey itu Juvia lho, bukan kau"
"Ahh, i-iya, he .. he .."

"Karena tadi sempat mati lampu, aku membuat boneka es tubuhku untuk melihat keadaan ..." Ucap Grey.
"Lalu Juvia melindungi Tuan Grey dengan Water Lock supaya tidak diketahui musuh" Lanjut Juvia.
"Haah, tapi kau terlalu berlebihan, musuhnya jadi kabur kan ..." Ucap Grey lagi.
"Aah, itu .." Juvia menyesal.

"Lalu, dimana Natsu dan Erza??" Tanya Grey.
"Kalau Natsu aku nggak tahu, tapi, Erza ..."

"Uaaaa!!!!!!!!!!!!!!!!" Tiba-tiba tampak sebuah api besar menyambar dan menghancurkan bagian Casino itu.

"!!???" Semuanya menghadap ke belakang. Dan ternyata, itu ulah Natsu.
"Sakiiittt!!!!!!!!!!
Pwah, puh puh puh" Ia berusaha memuntahkan peluru yang ditembakan langsung ke tenggorokannya itu.

"Phhaah!! Apa-apaan dia itu!?? Sakit tahu!!!" Bentak Natsu.
"Kalau manusia biasa, pasti sudah out" Ucap Lucy.

"Si persegi sialan itu, jangan kabur kau!!!!!" Tiba-tiba Natsu berlari keluar dengan sangat cepat.
"Kejar dia!!!" Teriak Grey.
"Walaupun kita mengejarnya, kita tak tahu kemana mereka pergi"
"Tenang saja, penciuman Natsu lebih hebat daro Monster!!" Ucap Grey.
---------- Fairy Tail Chapter 77 ----------

Sementara itu, di Menara Firdaus ...
Seorang pelayan menghadap ke Jellal ...
"Tuan Jellal, kami telah mendengar kalau penangkan Erza berhasil, dan mereka sedang dalam perjalanan menuju kemari" Lapornya.
"Hmm" Jellal hanya diam tanpa menjawab.
"Tapi ...
Kenapa baru sekarang menangkap si pengkhianat itu??
Kalau dengan kekuatan sihir sekelas anda, seharusnya anda dengan mudah menghancurknnya" Ucap si pelayan lagi.

"Haha, membunuhnya sangat tidak menyenangkan ...
Sebenarnya aku tak mau melakukan ini ...
Tapi mau bagaimana lagi, Menara Firdaus ini telah selesai dibangun dan akan menyusahkan kalau dia masih dibiarkan hidup" Ucap Jellal.
"Waktunya telah tiba ...
Jadilah tumbal untuk mewujudkan impianku, Erza Scarlet" Lanjutnya.
---------- Fairy Tail Chapter 77 ----------

Di Perjalanan, tepatnya di Kapal, perlahan Erza terbangun ...
"Ng??
Ini dimana??
Ukhh ..." Tubuhnya terikat di tiang.

"Ada di dalam Kapal, kak ..." Shou menghampirinya.
"Kapal??"
"Ya, menuju menara Firdaus ..."
"Begitu, jadi begitu ya ..." Erza tampak pasrah.

"Bisakah kau melepaskan ikatanku? Aku tak akan kabur" Ucap Erza.
"Oh, tidak bisa ...
Karena kakak adalah seorang pengkhianat" Ucap Shou.

"Ukhh ..." Erza verusaha melepas ikatan itu. Namun, ikatannya terasa sangat kuat.
"Percuma saja, ikatan Milliana dapat menahan kekuatan sihir ...
Percuma kalau coba melepaskan dirinya, bahkan penyihir seperti kakak sekalipun tak akan bisa lepas ..." Jelas Shou.

"Yah, aku tahu, tapi paling tidak ...
Biarkan aku memakai baju zirah ...
aku takut kembali ke Menara itu ...
Kalau tanpa baju zirah ...
Aku tak bisa tenang" Erza memelas.

"Kakak cocok kok pakai pakaian itu" Ucap Shou lagi.
Gyuutt ...
Dan kemudian, Shou memeluk tubuh Erza ...
"Sebenarnya aku benci melakukan hal ini ...
Aku benar-benar ingin bertemu kakak ..."
"..." Erza hanya diam.
"Tapi kenapa ...
Kami, Jellal kau khianati!!????" Tiba-tiba saja Shou membentak Erza.
"Jellal ..." Erza lalu teringat akan masa lalunya.
Flash Back ...

"Kakak, di sebelah sini!!" Shou kecil menunjukan jalan pada rekan-rekannya.
"Shou! Jangan berteriak keras-keras begitu!!!" Teriak Wally.
"Suara Wally lebih keras, meaw"
"Erza, kita harus cepat, nanti mereka bisa menemukan kita"

Erza dan rekan-rekannya, saat itu mereka masih sangat kecil, sepertinya mereka hendak kabur ke Dunia luar karena tak mau diperbudak terus-menerus.

"I ... Iya ...
Ta ... Tapi kalau kita ketahuan ...
Aku tahu apa yang bisa mereka lakukan" Erza takut, ia bahkan gemetaran.
"Tenang saja ..." Tiba-tiba seorang anak laki-laki sebaya ia menghampirinya.
"Jellal ... ?"
"Kita sudah mendapatlan kebebasan, yaitu Masa Depan ..." Ucapnya, anak laki-laki yang memiliki tanda khusus di mata kanannya.
"Iya ..." Erza tampak lebih tenang saat mendengar perkataannya.

-To be Continued-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar